Jumat, 09 September 2011

jean piaget

Jean Piaget
Jean Piaget lahir pada tanggal 1896 di Neuchatel, Swis. Ayahnyanya adalah seorang ahli sejarah yang mengkhususkan diri dibidang sejarah literatur abad pertengahan. Piaget awalnya tertarik pada biologi, dan ketika usianya sebelas tahun, dia mempublikasikan artikel satu halaman tentang burung pipit albino yang dilihatnya ditaman.
Saat remaja Piaget berlibur bersama walinya, seorang sarjana Swiss, melalui kunjungan bersama walinya inilah kemudian Piaget tertarik pada filsafat  pada umumnya dan epistemology pada khususnya. (Epistemology adalah  cabang filsafat yang membicarakan hakikat pengetahuan.)
Piaget mendapat gelar Ph.D. di bidang biologi saat masih berumur 21 tahun mendapat gelar doktor, piaget mendapat bermacam-macam pekerjaan diantaranya adalah bekerja bersama di Biner Testing Laboratory di Paris, dimana dia ikut menyusun standar tes kecerdasan. Pendekatan Laboratorium Biner dalam melakukan pengetesan adalah menggunakan sejumlah pertanyaan tes, yang disajikan kepada anak berbagai usia. Ditemukan bahwa anak yang lebih tua dapat memberi jawaban benar lebih banyak ketimbang anak yang lebih muda dan beberapa anak memberi jawaban benar lebih banyak ketimbang anak lain dengan usia yang sama. Anak yang disebut pertama lebih pintar dibanding anak yang disebut belakangan. Jadi , nilai kecerdasan (intelligence quotient) anak dihitung berdasarkan jawaban benar dari anak usia tertentu. Selama bekerja dilaboraturium binet inilah Piaget mulai tertarik dengan kemampuan intelegensi anak.
Saat menyususn standarisasi kecerdasan Piaget menemukan bahwa jawaban yang salah untuk pertanyaan tes adalah lebih informatif ketimbang jawaban yang benar. Kemudian Piaget menggunakan metode klinis yang berupa bentuk pertanyaan terbuka, dengan menggunakan metode klinis , pertanyaan-pertanyaan Piaget akan ditentukan oleh jawaban si anak. Jika si anak mengatakan sesuatu yang menarik, Piaget akan menyusun sejumlah pertanyaan yang dirancang untuk mengeksplorasi pertanyaan itu secara lebih mendalam.
Selama bekerja dilaboratorium binet, Piaget menyadari bahwa kecerdasan tidak dapat ditentukan oleh jumlah soal tes yang dijawab dengan benar, pertanyaan mendasarnya mengapa beberapa anak mampu menjawab beberapa pertanyaan secara benar dan anak lainnya tidak. KemudiaPpiaget mulai mencari variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja tes anak. Pencariannya menghasilkan pendapat tentang inteligensi yang oleh beberapa pihak dianggap sama revolusionernya dengan pandangan Freud tentang motivasi manusia.
Piaget maninggalkan laboratorium binet untuk menjadi direktur riset di Jean-Jacquess Rousseau Institute di Geneva, Swiss, dimana dia melakukan penelitian sendiri, menggunakan metode sendiri. Tak lama bergabung dengan institut itu  karya utama pertamanya tentang psikologi perkembangan mulai muncul. Dia mempelajari karyanya dengan mempelajari tiga anaknya sendiri. Dia dan istrinya melakukan observasi yang cermat atas ketiga anak mereka selama bertahun-tahun dan meringkas temuannya dibeberapa buku. Piaget mempublikasikan sekitas 30 buku dan lebih dari 200 artikel dan terus melakukan riset produktif di University of Ganeva sampai dia meninggal pada tahun 1980.

KONSEP TEORITIS UTAMA
Inteligensi
Sebuah tindakan yang cerdas selalu cendrung mnciptakan kondisi optimal  untuk survival organisme didalam organisme yang sedang dialaminya. Jadi, menurut Piaget, intelegensi adalah ciri tindakan yang dinamis sebab tindakan yang cerdas akan berubah saat organisme itu semakin matang  secara biologis dan mendapat pengalaman. Menurut Piaget lagi, inteligensi adalah bagian integral dari setiap organisme karena semua organisme yang hidup selalu mencari kondisi yang kondusif untuk kelangsungan hidup mereka. Namun, bagaimana kecerdasan memanifestasikan  dirinya pada waktu tertentu akan selalu  bervariasi sesuai kondisi yang ada. Teori Piaget sering disebut sebagai genetic epistemology. Karena teori ini berusaha melacak perkembangan kemampuan intelektual. Perlu dijelaskan bahwa istilah genetic mengacu pada pertumbuhan developmental bukan warisan biologis.
Skemata
Suatu skema dapat dianggap sebagai elemen dalam struktur kognitif organisme. Skema yang ada dalam organisme akan menentukan bagaimana ia akan merespons lingkungan fisik. Skema dapat muncul dalam bentuk prilaku yang jelas , seperti dalam kasus refleks memegang, atau dapat muncul secara tersamar. manifestasi skema yang tidak jelas dapat disamakan dengan tindak perpikir. Jelas, cara anak menghadapi lingkungannya akan berubah-ubah seiring dengan pertumbuhan si anak. Agar terjadi interaksi organisme-lingkungan, skemata yang tersedia untuk anak harus berubah.
Asimilasi dan Akomodas
proses merespons lingkungan sesuai dengan struktur kognitif seseorang dinamakan asimilasi, yakni jenis pencocokan atau penyesuaian antara struktur kognitif dengan lingkungan fisik. Struktur kogntif yang eksist pada moment tertentu akan dapat diasimilasikan oleh organisme. Misalnya, jika skema mengisap, menatap, menggapai, dan memegang sudah tersedia bagi si anak, maka segala sesuatu yang dialami anak akan diasimilasikan ke skemata itu. Saat struktur kognitif berubah, maka anak mungkin bisa mengasimilasikan aspek-aspek yang berrbeda dari lingkungan fisik.
Jelas jika asimilasi adalah satu-satunya proses kognitif, maka tak akan ada perkembangan intelektual sebab organisme hanya akan mengasimilasikan pengalamannya kedalam struktur kognitif. Namun, proses penting kedua menghasilkan mekanisme untuk perkembangan intelektual yaitu accommodation (akomodasi), proses memodifikasi struktur kognitif.
Setiap pengalaman yng dialami seseorang  akan melibatkan asimilasi dan akomodasi. Kejadian-kejadian yang berkorespondensi dengan skemata organisme membutuhkan akomodasi. Jadi, semua pengalaman melibatkan dua proses yang sama-sama penting yakni pengenalan, atau mengetahui, yang berhubungan proses asimilasi, dan akomodasi yang menghasilkan modifikasi struktur kognitif. Modifikasi ini dapat disamakan dengan proses belajar. Dengan kata lain, kita merespon dunia berdasarkan pengalaman kita sebelumnya (asimilasi), tetapi setiap pengalaman memuat aspek-aspek yang berbeda dengan pengalaman yang kita alami sebelumnya. Akomodasi karenanya menyediakan sarana uatama bagi perkembangan intelektual.
Ekulibrasi
Ekuilibrasi (penyeimbangan) adalah tendensi bawaaan untuk mengorganisasikan pengalaman agar mendapatkan adaptasi yang maksimal. Ekuilbrasi secara sederhana dapat didefenisikan  sebagai dorongan terus-menerus  ke arah keseimbangan atau ekuilibrium.
Konsep ekuilibrasi menurut Piaget sejajar dengan konsep hedonisme freud atau konsep aktualisasi diri maslow dan jung. Ini adalah konsep motivasionalnya, yang bersama dengan asimilasi dan akomodasi dipakai untuk menerangkan pertumbuhan intelektual anak. Mekanisme asimilasi dan akomodasi, dan kekuatan penggerak ekuilibrasi , akan menghasilkan pertumbuhan intelektual yang pelan tetapi pasti.
Interioriasi adalah proses yang dengannya tindakan adaptif menjadi makin tersamar. Dalam kenyataannya, operasi dapat dianggap sebagai tindakan interiorisasi. prilaku adaptif, yang pertama-tama menggunakan skemata sensorimotor dan prilaku yang kelihatan, berkembang sampai ke titik dimana operasi formal dipakai dalam proses adaptif. Penggunaan operasi formal merupakan perkembangan tertinggi dari bentuk intelektual.
Piaget dan rekan-rekannya menemukan bahwa walaupun kemampuan mental tampak pada level usia tertentu, namun beberapa anak menunjukkan kemampuannya lebih awal dan sebagian lainnya lebih kemudian. Meskipun usia aktual dimana suatu kemampuan muncul mungkin bervariasi dari satu anak ke anak lain atau dari satu kultur ke kultur lain, urutan kemunculan kemampuan mental tidak bervariasi karena perkembangan mental selalu merupakan perluasan dari apa-apa yang sudah ada sebelumnya. Jadi, walaupun anak dengan usia sama mungkin punya kemampuan mental yang berbeda-beda, urutan kemunculan kemampuan itu selalu sama.

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
1.        Sensorimotor stage (dari lahir sampai dua tahun). Interaksi dengan lingkungan adalah interaksi sensorimotor dan hanya berkaitan dengan saat ini. Anak-anak pada saat ini bersikap egosentris. Pada akhir tahap ini, anak mengembangkan konsep kepermanenan objek (object permanence). Dengan kata lain, mereka mulai menyadari bahwa objek tetap ada meski mereka tidak melihatnya.
2.        Preoperational Thinking (sekitar dua sampai tujuh tahun) tahap ini terbagi dua:
A.           Pemikiran Prakonseptual (sekitar dua sampai empat tahun) ini, anak-anak mulai membentuk konsep sederhana. Mereka mulai mengklasifikasi benda-benda dalam kelompok tertentu berdasarkan kemiripannya, tetapi mereka banyak melakukan kesalahan lantaran konsep mereka itu: jadi mereka beranggapan, semua laki-laki adalah ayah, dan semua perempuan adalah ibu, dan semua mainan adalah milikku.
B.            Metode pemikiran intuitif ( sekitar empat sampai tujuh tahun) pada pemikiran ini anak-anak memecahkan problem secara intuitif, bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika. Ciri paling menonjol dari pemikiran anak pada tahap ini adalah kegagalannya untuk mengembangkan  conservation (konservasi). Konservasi didefenisikan sebagai kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah, panjang, substansi, atau luas akan tetap sama meski mungkin hal-hal seperti itu  di representasikan  kepada anak dalam bentuk angka berbeda-beda.
3.        Concrete operations ( sekitar tujuh sampai sebelas atau dua belas tahun). Anak kini mengembangkan kemampuan untuk mempertahankan (konservasi), kemampuan mengelompokkan secara memadai, melakukan pengurutan (mengurutkan dari yang terkecil sampai paling besar dan sebaliknya), dan menangani konsep angka. Tetapi, selama tahap ini proses pemikiran diarahkan pada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yag agak kompleks selama problem itu konkret dan tidak abstrak. Jika anak tidak memiliki konsep ini, mereka tidak dapat memecahkan problem itu. Demikian pula, jika mereka dapat memecahkan problem, maka mereka pasti punya konsepnya.
4.        Formal Operations (sekitar 11 atau 12 tahun sampai 14 atau 15 tahun). Anak-anak kini bisa menangani situasi hipotesis, dan proses berpikir mereka tak lagi tergantung hanya pada hal-hal yang langsung dan riil. Pemikiran pada tahap ini semakin logis. Jadi, aparatus mental yang dimilikinya semakin canggih namun aparatus ini dapat diarahkan ke solusi berbagai problem kehidupan yang tidak berkesudahan.

KONDISI OPTIMAL UNTUK BELAJAR

Agar belajar optimal terjadi, informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga dapat diasimilasikan kedalam struktur kognitif tetapi pada saat yang sama ia harus berbeda agar menimbulkan perubahan dalam struktur kognitif tersebut. Jika informasi tidak dapat diasimilasikan, maka ia tidak bisa dipahami. Tetapi jika sesuatu sudah dipahami dengan sempurna, tidak diperlukan proses belajar. Inilah yang diistilahkan oleh dollard dan miller sebagai learning dilemma (dilema belajar), yang menunjukkkan behwa semua proses belajar bergantung pada kegagalan. Menurut Piaget kegagalan pengetahuan sebelumnya untuk mengasimilasikan suatu pengalaman akan menyebabkan akomodasi, atau proses belajar baru. Pengalaman harus cukup menantang agar memicu pertumbuhan kognitif. Sekali lagi, pertumbuhan akan terjadi hanya jika asimilasi terjadi.

TERMASUK KUBU MANA TEORI PIAGET
Dalam teorinya Piaget menyamakan pengetahuan dengan struktur kognitif yang memberikan potensi untuk menghadapi lingkungan dengan cara-cara tertentu. Teori Piaget sulit dikelompokkan kedalam kategori tradisional. Teorinya adalah empiris dalam pengertian bahwa pengetahuan bergantung pada pengalaman, tetapi ciri empiris teorinya berbeda dengan ciri emiris teori S-R. banyak orang tertarik untuk membandingkan teori Piaget dengan teori Kant, namun kategori pemikiran menurut Kant adalah bersifat bawaan, sedangkan ketegori Piaget adalah hasil dari pendewasaan dan pengalaman kumulatif. Teori Piaget tidak sepenuhnya empiris. Konsep ekuilibrasi merupakan komponen nativistik dalam teorinya. Dorongan bawaan ke arah harmoni antara lingkungan internal dan eksternal merupakan basis dari semua pertumbuhan intelektual. Kita melihat kedalam teori Piaget campuran kreatif berbagai sudut pandang; karena alasan ini teorinya sama dengan teori Tolman.

PENDAPAT PIAGET TENTANG PENDIDIKAN
Menurut Piaget pendidikan yang optimal membutuhkan pengalaman yang menantang bagi si pembelajar sehingga proses asimilasi dan akomodasi dapat menghasilkan pertumbuhan intelektual. Untuk mendapatkan jenis pengalaman ini guru harus tahu level fungsi struktur kognitif siswa. Maka kita melihat baik itu Piaget (wakil dari pradigma kognitif) maupun kaum behavioris, telah mendapat kesimpulan yang sama mengenai pendidikan; yakni pendidikan harus diindividualisasikan. Piaget mendapatkan kesimpulan ini dengan menyadari bahwa kemampuan untuk mengasimilasi akan bervariasi dari satu anak ke anak yang lain dan bahwa materi pendidikan harus disesuaikan dengan struktur kognitif anak.

RINGKASAN TEORI PIAGET
Perkembangan operasi (tindakan yang diinteriorisasikan)  memberi anak cara yang kompleks untuk menangani lingkunagan, dan mereka karenanya mampu melakukan tindakan intelektual ang lebih kompleks. Karena struktur kognitif mereka lebih terartikulasikan, demikian pula lingkungan fisik mereka; jadi dapat dikatakan bahwa struktur kognitif mereka mengkonstruksi lingkuungan fisik. Perlu diingat bahwa istilah inteligent (cerdas) dipakai oleh Piaget untuk mendeskripsikan semua aktifitas adaptif. Menurut Piaget, tindakan yag cerdas selalu cenderung menciptakan keseimbangan antara organisme dengan lingkunagnnya dalam situasi saat itu. Dorongan kearah keseimbangan ini dinamakan ekuilibrasi.
Meskipun perkembangan intelektual adalah berkelanjuatan selama masa kanak-kanak, piaget memilih untuk menyusun tahap perkembangan intelektual, dia mendiskripsikan empat tahap utama: (1) sensorimotor, dimana anak berhadapan langsung dengan lingkungan dengan menggunakan refleks bawaan mereka; (2) pra-oprasional, dimana anak mulai menyusun konsep sederhana; (3) operasi konkret, dimana anak menggunakan tindakan yang telah diinteriorisasikan atau pemikiran untuk memecahkan masalah dalam pengalaman mereka; dan (4) operasi formal, dimana anak dapat memikirkan situasi hipotesis secara penuh.
EVALUASI TEORI PIAGET
Kontribusi
Konstribusi unik Piaget dalam perspektif umum ini adalah  dia telah mengindentifikasi aspek kualitatif dari belajar. Secara spesifik, konsep asmilasi dan akomodasinya mengindentifikasi dua tipe pengalaman belajar. Keduanya adalah proses belajar; keduanya melibatkan akuisisi dan penyimpangan informasi. Namun asimilasi adalah jenis belajar yang statis, dibatasi oleh struktur kognitif yang ada; akomodasi adalah pertumbuhan progresif dari struktur kognitif yang mengubah karakter dari semua proses belajar selanjutnya.
Kritik
Banyak psikolog kontemporer menunjukkan ada problem dalam metodologi riset Piaget. Metode klinisnya dapat menyediakan informasi yang tidak dapat dicatat dengan mudah dalam eksperimen laboraturium yang ketat. Metodenya bisa jadi metode ideal untuk menemukan arah bagi riset dimasa depan didalam kondisi yang didefenisikan secara ketat, tetapi kita harus hati-hati saat mengambil kesimpulan  dari observasi yang dibuat dengan metode klinis karena metode ini kekurangan kontrol eksperimental yang ketat. Kritik terkait ditunjukkan pada sejauh mana observasi Piaget dapat digeneralisasikan, sebab dia tidak mengamati anak atau orang dewasa dari kultur selain kulturnya sendiri.